Photobucket
24.4.08
sebuah ketidakjelasan yang mengambang di tengah masyarakat global saat ini
habis gelap terbitlah terang? dalam sebuah tulisan raditya dika ia mempertanyakan bahwasanya itu merupakan sebuah metafora, retorika, ataukah seharusnya diakhiri dengan tanda tanya. cerpen ini membuat gw berpikir kembali apa arti emansipasi sebenarnya. semua itu bersifat subjektifitas. apa batasan gelap dan terang yang dimaksud disini, semua orang tau jawabannya ketika hal ini dihubungkan dengan cahaya, tetapi dalam hal perjuangan dan kebebasan hal itu bersifat absurd.

freedom. saat semua orang berbicara dan menginginkan kebebasan apakah mereka sadar apa arti kebebasan itu sendiri. bukan arti dalam kamus, semua orang tahu kalau itu, tapi arti kebebasan bagi diri mereka sendiri. bukan hanya asal bicara saja. seperti anak kecil yang merengek minta dibelikan mainan ke ibunya. ya, itu juga kebebasan. kebebasan yang dibentuk karena kebiasaan. hal itu dapat diterima semua orang karena lazim dilakukan. berarti kalau begitu, hal yang tidak lazim bukanlah kebebasan? apalagi batasan antara lazim dan tak lazim? jika terus dipertanyakan dan dipermasalahkan hal ini tidak akan pernah selesai terjawab. akan terus merambat ke hal lain yang lebih absurd.

sama halnya dengan emansipasi. ketika kartini memperjuangkan emansipasi wanita, apa yang sedang dipikirkan dan dirasakannya saat itu. apa yang membuatnya seberani itu. keinginan akan kebebasan ataukah rasa tertekan atau rasa kepedulian terhadap nasib perempuan di sekitarnya atau rasa kasihan yang ditujukan pada dirinya sendiri. emansipasi melukiskan sebuah keegoisan dan rasa ingin dihargai seseorang.

amat disayangkan jika semua orang terus membicarakan emansipasi tanpa melakukan sebuah tindakan nyata. 'banyak vagina yang berserakan dikemas dalam VCD porno di bangsal glodok atau sekitar mangga dua. Kita masih duduk dengan santai di depan TV dan bercerita tentang emansipasi wanita', sebuah cuplikan cerpen Aku Syamsur, Aku Ayu karya Raditya Dhika. membaca kalimat ini membuatku berpikir, sebagai seorang perempuan apa yang telah kulakukan untuk kaumku, untuk diriku sendiri? bahkan sebagai pribadi pun aku masih belum bisa menerima diriku sendiri apa adanya. disaat banyak orang yang melecehkan perempuan ternyata lebih banyak lagi orang yang mengagungkan, membela, melindungi, dan menghargai perempuan sebagai makhluk yang pantas disayangi.

beruntungnya aku terlahir sebagai seorang perempuan, tepat di hari kartini pula.

...."Happy Birthday".....
........................................................... to me........ hehehe =)